Sehingga karena dikejar waktu, Sunan kalijogo kemudian mengumpulkan tatal atau kulit kayu yang berasal dari sisa pahatan dari 3 soko guru untuk dibuat menjadi 1 soko guru baru memakai kekuatan spiritual yang dimiliki Sunan Kalijogo dan inilah yang menyebabkan soko guru diberi istilah soko tatal.
Bedug dan Kentongan
Bedug dan juga kentongan, dulunya dipakai sebagai alat untuk mengumpulkan rakyat sekitar Masjid untuk menandai masuknya waktu sholat. Kedua benda ini ditemukan dalam Masjid Agung Demak dengan bentuk seperti tapal kuda dengan folosofi saat dibunyikan atau dipukul maka rakyat sekitar masjid harus datang untuk menunaikan sholat. Bedug dan kentongan ini menjadi peninggalan sejarah Kerajaan Demak yang juga masih bisa dilihat hingga sekarang.
Situs Kolam Wudhu
Kolam wudhu ada di halaman Masjid Agung Demak dan dulu di pakai untuk tempat wudhu para musyafir dan juga santri yang akan melaksanakan sholat, akan tetapi sekarang kolam wudhu ini tidak lagi dipergunakan sebagai tempat berwudhu pada saat ingin melaksanakan sholat.
Makam Sunan Kalijaga
Makam Sunan KalijagaSunan Kalijaga yang merupakan salah satu dari 9 Sunan WaliSanga yang berdakwah di sekitar wilayah Jawa. Sunan Kalijaga wafat tahun 1520 lalu dikebumikan di Desa Kadilangu berdekatan dengan Kota Demak.
Makam Sunan Kalijogo ini sekarang menjadi sebuah situs yang sering didatangi peziarah dan juga wisatawan dari berbagai wilayah di tanah air dan juga menjadi salah satu peninggalan dari Kerajaan Demak.
Banyak orang yang berkunjung untuk tujuan berziarah dan juga berdoa, semoga diberikan kemudahan dan juga keberkahan lewat berdoa ini. Situs ini sangat dijaga baik oleh pengelolanya, agar pengunjung atau peziarah nyaman saat berdoa dan bersholawat.
Maksurah
Maksurah merupakan ukiran kaligrafi ayat Al quran yang digunakan sebagai interior dinding Masjid Agung Demak. Maksurah ini dibangun saat kekuasaan Aryo Purbaningrat yang merupakan adipati Demak tahun 1866 dan kaligrafi ini menceritakan mengenai ke-Esaan Allah.
Dampar Kencana
Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya adalah Dampar Kencana. Dampar Kencana merupakan singgasana untuk para Sultan Demak yang kemudian digunakan sebagai mimbar khotbah pada Masjid Agung Demak. Mimbar ini akan tetapi tidak lagi digunakan dan disimpan pada museum Masjid Agung Demak agar terhindar dari kerusakan.
Piring Campa
Piring Campa merupakan piring porselen sebanyak 65 buah yang saat ini dipasang pada interior dinding Masjid Agung Demak. Seperti namanya, piring ini merupakan hadiah dari putri Campa yakni ibu dari Raden Patah, pendiri Kerajaan Demak.
0 Komentar