Dari ratusan jenis persenjataan perang Rusia yang canggih sejak Perang Dunia hingga dapat mengalahkan pasukan Hitler, pada abad modern ini persenjataan Rusia makin bertambah canggih hingga ditakuti oleh Nazi abad modern, yaitu blok imperialis, pro-NATO dan negara pro Israel.

Sejak perang dingin berakhir, militer Rusia berkutat dengan sistem alutsista yang usang. Namun, negeri beruang merah itu mulai bangkit. Rusia memiliki setidaknya 10 alutsista yang canggih dan dapat membuat gentar Amerika Serikat (AS) dan berpikir panjang sebelum bertindak.

Inilah 10 alat utama sistem persenjataan atau “alutsista” yaitu komponen penting dalam pertahanan dan keamanan, yang bisa melambungkan Rusia kembali menjadi negara adidaya, yang bahkan diklaim dapat mengalahkan AS, seperti dilaporkan Deutsche Welle atau disingkat DW:

10. Tank T-14 Armata

T-14_Armata

T-14 Armata adalah tank tempur utama generasi kelima yang diluncurkan awal 2015 silam oleh Rusia.

Kubah tank juga dilengkapi senapan sub-kaliber 30 mm untuk menembak berbagai sasaran, dan hebatnya termasuk target yang terbang rendah seperti pesawat atau helikopter.

Senapan mesin 12.5 mm pada kubah disebut mampu menghadang senjata musuh, seperti rudal anti-tank. Senjata ini mampu menahan serangan dari rudal yang melesat hingga kecepatan 3.000 meter per detik.

Dengan diperkenalkannya Explosive Reactive Armor (ERA), Tank T-14 Armata memiliki perlindungan lapisan baja terkuat dari tank lainnya yang pernah dibuat, memberikan kemampuan untuk menahan ledakan langsung dari tembakan peluru meriam 120 mm, rudal anti tank 100-150 mm dan peluncur granat.

Dalam cetak birunya tank ini bahkan bisa dimodifikasi menjadi kendaraan tempur robotik. Tank ini terkomputerisasi penuh sehingga hanya perlu dua awak untuk mengendalikannya.

Kedua awak ini terlindung dengan sempurna di kapsul berlapis yang terpisah dari tempat amunisi. Setiap awak mampu menembakkan sistem senjata tank. Baru-baru ini Rusia mengumumkan T-14 telah dilengkapi dengan meriam berkaliber 152 mm yang mampu “menembus pelat baja setebal satu meter,” kata Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin kepada Russian Today. 

9. Sukhoi T-50 / PAK FA (Sukhoi Su-57)

Sukhoi T-50, atau dikenal juga dengan beberapa sebutan sebagai Sukhoi PAK FA atau PAK FA T-50 Sukhoi_Su-57


Kendati tertinggal dari AS dalam pengembangan jet tempur siluman, Russia tak lantas bergeming. Russia membuat jet tempur canggih generasi kelima dengan India yang bernama Sukhoi T-50, atau dikenal juga dengan beberapa sebutan sebagai Sukhoi PAK FA atau PAK FA T-50 atau Sukhoi Su-57.

Pembuat pesawat tempur ini direncanakan untuk menggantikan jet tempur Mig-29 Fulcrum dan Su-27 Flanker pada sistem pertahanan udara Rusia. Pesawat Sukhoi T-50 juga sengaja dirancang untuk menandingi jet tempur siluman F-22 Raptor dan F-35 Lightning II milik AS.

Sejak uji terbang perdana 2010 silam, jet tempur siluman yang merupakan hasil kerjasama strategis dengan India yaitu Sukhoi T-50, yang mulai diproduksi massal tahun 2017. Tapi belakangan kedua negara berseteru soal pembiayaan proyek. Terakhir India berniat membeli cetak biru T-50 seharga 3,7 milyar US Dollar dari Rusia. 

8. Sukhoi SU-35




Dijuluki oleh NATO sebagai “Flanker-E”, Sukhoi Su-35 dikembangkan untuk menandingi F16 milik AS.

Su-35 adalah pesawat tempur multiperan, kelas berat, berjelajah panjang, siluman, dan bertempat duduk tunggal asal Rusia.

Pesawat ini dikembangkan dari Sukhoi Su-27, dan awalnya Su-35 ini diberi nama Su-27M.

Jet tempur generasi keempat Rusia ini malah mempermalukan rivalnya yang jauh lebih mahal dan canggih, yakni jet siluman F-35 Lightning II milik AS.

Belum lama ini Pentagon harus mengakui kemampuan taktis F35 masih kalah jauh ketimbang jet tempur buatan Sukhoi tersebut. Keunggulan terbesar SU-35 adalah daya jelajahnya yang tinggi dan kemampuan bermanuver yang sulit ditandingi






7. Helikopter Tempur Mil Mi-28N



Oleh NATO helikopter tempur Mil Mi-28N yang satu ini dijuluki “Havoc”, alias malapetaka!

Dibandingkan Apache Longbow buatan Boeing yang digunakan AS, Mil Mi-28 mampu terbang lebih cepat, membawa lebih banyak persenjataan dan keunggulan lainnya.

Mil Mi-28N dapat terbang dalam berbagai manuver, berputar dalam satu titik, terbang mundur ke belakang, ke samping kanan atau kiri, dengan kecepatan tinggi 100 km/jam. Ia juga dapat menanjak atau melakukan loop terbalik dengan kecepatan 125 km/jam. Dan yang tak kalah canggih, ia juga dapat dihubungkan ke pesawat tanpa awak UAV yang diremotisasi.

Helikopter canggih ini mempunyai dua kokpit bagi dua orang krew dalam kedudukan sebaris dan berperanan sebagai helikopter anti armor. Peranannya sebagai helikopter anti-tank sangat canggih berbanding generasi sebelumnya, Mil Mi-24.

Helikopter jenis penyerang yang pada tahun 2002 silam sudah dibandrol seharga US$15–16 juta dollar  ini didesain untuk menghancurkan tank dan kendaraan lapis baja, serta memiliki kemampuan terbang malam hari. Selain memiliki meriam tunggal di bawah hidungnya, helikopter ini juga dapat membawa persenjataan lain yang bisa dipasang pada pilon di bawah tunggul sayapnya. 






6. Jet Pembom Tupolev Tu-160





 Tupolev_Tu-160

Jet pembom supersonik Tupolev Tu-160 yang dijuluki NATO sebagai “Blackjack” ini memiliki sayap rendah (low wing) dengan sayap sweep variabel yang dirancang pertamakali oleh Tupolev sejak tahun 1980 silam.
Dalam keadaan normal, sayap Tu-160 berada 65° derajat, dan dapat dilipat menjadi 20° derajat jika terbang sangat cepat melebihi kecepatan suara.
Sistim sayap mirip jet tempur F-14 Tomcat milik AS pada masa lalu yang dapat dilipat ini, membuat pembom Tu-160 selain dapat terbang sangat tinggi hingga di lapisan stratosfer dengan ketinggian lebih dari 15 kilometer, namun tetap dapat melesat melewati dua kali kecepatan suara yaitu Mach 2.05 (2.220 km/jam) pada ketinggian 12,200 m (40.000 ft) ketika sayapnya dilipat.
Berat pesawat pembom yang memiliki empat mesin turbofans Samara NK-321 ini dalam keadaan kosong adalah 110 ton, dan dalam keadaan full muatan 275 ton.
Tu-160 adalah pesawat jet pembom supersonic strategic heavy bomber tercepat di dunia, terbesar di dunia dan terberat di dunia. Para pilot Rusia menjuluki monster langit ini sebagai “angsa putih” karena bentuknya yang justru dinilai menyerupai satwa pendamai tersebut.
Sejak 2014 silam, Tu-160 yang memiliki daya jelajah hingga 12.300 km ini telah dimodernisasi untuk menggandakan kemampuan tempurnya. Walau hanya ada 36 pesawat (9 diantaranya prototypes) 27 sisanya dibuat sebagai serial aircraft.
Ada beberapa varian atau serial jet pembom supersonik Tupolev Tu-160 ini, yaitu Tu-160S, Tu-160V, Tu-160 NK-74, Tu-160M, Tu-160P (Tu-161), Tu-160PP, Tu-160R, Tu-160SK dan Tu-160M2. 







5. Misil Hipersonik Supercepat S-400








S-400 Missile System atau S-400 Triumf atau dijuluki oleh NATO sebagai “SA-21 Growler”, sebelumnya dikenal sebagai S-300 PMU-3, adalah sistem senjata anti-pesawat terbang.
S-400 adalah perangkat misil anti jet tempur dan anti pembom berketinggian tinggi generasi baru yang dikembangkan oleh Russia’s Almaz Central Design Bureau sebagai upgrade dari keluarga misil sebelumnya yaitu S-300.
Kemampuannya menghancurkan target dalam radius 400 kilometer dengan kecepatan hingga 17.000km/jam, membuat S-400 jadi mimpi buruk buat setiap pilot pesawat tempur supersonik manapun.
S-400 menggunakan tiga rudal yang berbeda untuk menutupi seluruh kinerjanya. Tiga rudal ini memiliki rentang sangat panjang untuk 40N6, jarak panjang untuk 48N6 dan rudal jarak menengah untuk 9M96, yang masing-masing memang memiliki kemampuan yang berbeda.
Rudal yang satu unitnya terdiri dari 8 launchers, 112 missiles, berikut command and support vehicles ini, dibandrol US$400 juta dollar AS per fire unit (artillery battalion).
Saking ampuhnya, AS terpaksa merumahkan semua jet tempurnya ketika Rusia menempatkan satu batalyon S-400 di pangkalan udara Khmeimim di Suriah. Diperkenalkan sejak 2007 silam, sangat mumpuni dan sukses, kini Rusia sudah mulai mengembangkan varian rudal termutakhir lainnya, yakni S-500. 



4. Roket Hipersonik Yu-71


Art concept: The Avangard (also called Objekt 4202, Yu-71 and Yu-74)


Roket hipersonik “Ultra Maneuverable Hypersonic Vehicle” yang dapat terbang sangat tinggi bernama Yu-71 yang juga dinamai sebagai Yu-74 atau “Objekt 4202” atau dikenal luas dengan nama Avangard (hypersonic glide vehicle atau kendaraan luncur hipersonik) bentuknya unik dan futuristik, yaitu pipih dan runcing, dan mampu menjelajah hingga 6000 kilometer.


Hypersonic YU-71 Missile.

Avangard yang dalam bahasa Inggris berarti “Vanguard” atau “pelopor / perintis atau barisan depan” ini adalah salah satu dari enam senjata strategis baru Rusia yang diresmikan oleh Presiden Vladimir Putin sejak 1 Maret 2018. The Avangard yang sudah melalui beberapa uji coba dan sangat sukses ini, mulai beroperasi pada akhir 2018 atau awal 2019.

Hulu roket yang mirip objek UFO yang dinamai “Objekt 4202” berkecepatan sangat tinggi dan terbang sangat tinggi ini dikembangkan oleh Federasi Rusia dan menggunakan mesin Scramjet, yang modulnya dapat dibawa atau mobile ke mana saja.

Roket jenis varian “YU” lain yang bernama RS-26 Rubezh dan RS-28 Sarmat superheavy ICBM, keduanya dapat membawa hulu ledak nuklir ataupun muatan hulu ledak konvensional lainnya.

Memang, Rusia sejak lama mengimpikan sebuah roket hipersonik berhulu ledak nuklir. Lalu dengan kode rahasia “project 4204,” negeri Beruang Merah itu berhasil menciptakan sebuah monster yang tidak cuma mampu melesat dengan kecepatan 12.000 km/jam dan mampu terbang hingga ketinggian lebih dari 40 kilometer, melainkan juga lincah untuk menghindar dari sensor pertahanan musuh dan juga mudah dikendalikan karena dapat dipandu beberapa satelit.

Gilanya, Avangard mencapai kecepatan 20 kali kecepatan suara (Mach 20) dan mampu melakukan manuver menghindar yang tajam di kecepatan tinggi dalam penerbangannya hingga ke luar angkasa, sehingga “benar-benar kebal terhadap sistem pertahanan rudal”.

Ada berita yang mengejutkan dalam laporan Jane’s Intelligence Review, yang mana para analis militer dunia menilai bahwa Yu-71 akan mampu menembus sistem pertahanan NATO dengan mudah! Menurut Presiden Rusia Putin, Avangard menyerang “seperti meteorit, seperti bola api”.

Selain Avangard yang dapat terbang cepat, jauh dan tinggi hingga ke luar angkasa, Futuristic Weapon Systems Advanced Nuclear Missiles milik Russia yang canggih lainnya adalah Kinzahl, Sarmat, Burevestnik, Peresvet yang menggunakan laser, terpedo canggih kapal selam Poseidon, dan lainnya. 




3. Kapal Tempur Pyotr Velikiy



Russian battlecruiser Pyotr Velikiy (kanan / depan) berlayar melintasi Selat Inggris sedang diikuti atau dipantau oleh kapal perang perusak milik Inggris, HMS Dragon. (wikimedia)



Monster laut menakutkan bernama “Russian battlecruiser Pyotr Velikiy” dengan nomor lambung 99 ini bertenaga nuklir, adalah “senjata mengapung paling mematikan” milik armada utara Rusia yang beroperasi di Samudera Atlantik.

Kapal perang Pyotr Velikiy atau “Peter yang Agung” yang awalnya bernama “Yuri Andropov” lalu berubah nama setelah jatuhnya Uni Soviet ini, adalah satu dari empat kapal jelajah tempur kelas Kirov yang ada saat ini.

Blok Barat kembali menemukan istilah “battlecruiser” sejati untuk menggambarkan kapal perang paling menakutkan ini, yaitu: kapal perang kombatan permukaan terbesar di dunia.

Pyotr Velikiy adalah unggulan dari Armada Utara Russia, yang artinya wilayah pantauan, patroli dan penjagaannya paling dekat dengan Eropa. Sampai-sampai setiap berlayar di Selat Inggris untuk berlayar ke Laut Utara, kapal perusak Inggris selalu memantau kapal perang Rusia ini saat mendekati Inggris.

Setelah kapal melihat satu sama lain, mereka akan berlayar bersama sebentar, sebagai standar ‘meet and greet‘, yang sebenarnya adalah rasa was-was dan curiga secara tak langsung dari pihak Inggris.

Oleh NATO, Pyotr Velikiy atau yang berarti “Peter the Great” ini, dijuluki sebagai “pembunuh kapal induk” lantaran kemampuan daya rusaknya yang luar biasa besar, dan kemampuan lainnya yang canggih, termasuk dapat menghancurkan rudal balistik antar benua


n                                           2. Kapal Selam Nuklir Yury Dolgorukiy







Sejak beberapa tahun terakhir Russia meninggalkan desain kapal selam raksasa, dan beralih ke desain yang lebih kecil tapi sangat maut.

Kendati wujudnya jauh dari kesan menyeramkan, kapal selam Yuriy Dolgorukiy dengan kode K-535 ini disegani lantaran memiliki sistem kedap suara yang membuatnya sulit dideteksi.

Dinamai pendiri kota Moskow, Yuriy Dolgorukiy dengan panjang 170 meter adalah kapal selam rudal balistik kelas Borei pertama dari “Project 955” yang beroperasi dengan Angkatan Laut Rusia.

Kapal selam dengan kecepatan 25 knots atau 46 km/jam ini awalnya membawa rudal R-39M yang sudah diganti, dan kapal selam itu dirancang ulang untuk rudal Bulava. Rudal Bulava lebih kecil dari R-39M.

Selain itu kapal selam pertama kelas Borei yang diluncurkan sejak 13 Februari 2008 dan berawak 130 orang ini juga dapat diperkuat dengan 16 buah rudal berhulu ledak nuklir sekaligus, dari jenis RS-56M Bulava. 
 

1. Kapal Induk Admiral Kuznetsov






Admiral Kuznetsov adalah satu-satunya kapal induk di dunia dari kelas Kuznetsov-class aircraft carrier yang dilengkapi dengan berbagai jenis persenjataan anti balistik udara dan kapal selam.

Pada prinsipnya kapal induk yang juga dikenal sebagai “Project 1143.5” dengan panjang 305 m meter yang diluncurkan tahun 1990 ini, tidak memerlukan banyak kapal pendamping layaknya kapal induk Amerika Serikat.

Meskipun dinamai sebagai “Kapal Induk” atau aircraft carrier oleh pihak Barat atau NATO, rancangan Kuznetsov sebenarnya mengimplikasikan tujuan yang berbeda dari kapal induk negara Blok Barat.

Istilah yang digunakan oleh pembuat kapal ini ialah tyazholiy avianesushchiy kreyser (TAKR atau TAVKR) yaitu “kapal penjelajah berat pengangkut pesawat”, yang ditujukan untuk memberi serangan atau tembakan bantuan dan melindungi kapal selam pengangkut rudal balistik strategis antar benua, kapal permukaan, dan pesawat maritim yang mengangkut rudal dari armada Rusia.

Namun begitu, ia dapat menampung 30–50 pesawat dan helikopter, yaitu 18–32 fixed wing aircraft dan 17–24 helikopter. Untuk persenjataan pelindung armada, Kuznetsov menggunakan rudal jelajah anti kapal P-700 Granit (nama panggilan NATO SS-N-19: Shipwerck), rudal permukaan ke udara 3K95 Kinzhal (Gauntlet), dan pesawat Su-33 (Flanker-D).

Uniknya, kapal induk Admiral Kuzentsov yang dapat melaju 29 knot atau 54 km/ jam ini, nyaris jatuh ke tangan Ukraina ketika Uni Sovyet runtuh di tahun 1991 silam